Berita kripto: Analisis pasar & harga BTC minggu ke 23

Selamat datang di Berita kripto minggu ini! Peristiwa terkini di pasar kripto, pergerakan harga BTC baik dari sisi fundamental maupun teknikal selama seminggu terakhir dibahas tuntas.

Isi artikel ini hanya bertujuan sebagai informasi dan bukan saran investasi atau bentuk rekomendasi atau pun ajakan. Luno selalu menyarankan Anda untuk mendapatkan nasihat keuangan oleh Anda dan untuk Anda sendiri sebelum berinvestasi atau berdagang dalam cryptocurrency.

Setelah euforia pasar kripto minggu lalu, pergerakan harga Bitcoin nampak cukup stabil dalam 7 hari terakhir. Lonjakan harga BTC yang menembus level US$10.000 lebih (Rp 145 juta) memang singkat tapi menjadi kabar yang luar biasa. Kini para bulls nampaknya mulai bersiap untuk mengantisipasi lonajakan breakout berikutnya karena saat ini harga Bitcoin berada di level Rp 141 juta. Tapi pertanyaannya sekarang adalah apakah jika terjadi lonjakan berikutnya bisa bertahan lebih lama?

Sementara itu di pasar saham, Nasdaq mencetak rekor kenaikan tertinggi sepanjang masa yang baru. Memang dalam beberapa bulan terakhir kita telah terbiasa melihat korelasi positif antara Bitcoin dan pasar saham – tetapi korelasi ini tampaknya telah memudar belakangan ini. Kondisi ini akan semakin kuat jika pasar saham kembali anjlok.

Pasar altcoin terlihat baik-baik saja. Ether terlihat menguat dan beberapa altcoin lainnya juga mengalami kenaikan belakangan ini. Pembaruan protokol Ethereum 2.0 yang telah lama dinantikan diperkirakan akan terjadi tahun ini dan para investor mungkin mulai bersiap dalam mengantisipasi pembaruan ini. Pasalnya, pembaruan ini akan mengubah mekanisme konsensus Ethereum menjadi proof-of-stake (PoS).

Analisis harga BTC

Jangka pendek

Lonjakan harga BTC minggu lalu ke level di atas US$10.400 (Rp 150 juta) hanya berlangsung singkat karena kenaikan harga BTC tidak diikuti oleh kenaikan volume yang diinginkan. Setelah sempat anjlok dengan cepat, harga BTC sekarang telah kembali stabil di kisaran US$9.600 (Rp 136 juta) dan posisi support di level ini juga terlihat cukup kuat.

Sisi positifnya, Bitcoin berhasil melewati level US$9.800 (Rp 139 juta) dan kini tengah menguji level (testing level) psikologisnya di US$10.000 (Rp 142 juta) dan jika bertahan, hal ini akan memicu bull-run kecil. Di atas level US$10.000, level resistance pertama terletak di kisaran US$10.200 (Rp 144 juta). Bull kemudian akan mengincar harga BTC penutupan (close) harian di atas harga tertinggi tahunan – yang terjadi pada pertengahan Februari dan yang kedua terjadi seminggu yang lalu. Jika itu terjadi kemungkinan besar akan menyebabkan tren harga BTC naik.

Namun, agar tren ini dapat bertahan, kita harus melihat permintaan baru dari tempat lain. Volume trading terus menunjukkan tren menurun setelah terjadi kenaikan kecil minggu lalu ketika harga BTC menembus US$10.000.

Indikator RSI juga ‘tersendat,’ hanya terjadi sedikit kenaikan di atas 50 yang merupakan level benchmark yang penting. Level support pertama yang harus kita perhatikan di harga US$9.600 adalah US$9.400 (Rp 133 juta) yang biasa kita lihat. Kemudian diikuti oleh US$9.200 (Rp 130 juta). Di level ini US$9.200 kita mungkin akan melihat penurunan harga BTC yang lebih rendah. Mulai dari atas US$8.600 (Rp 122 juta) hingga US$8.100 (Rp 115 juta).

Jangka panjang

Jika harga Bitcoin dapat naik dengan sendirinya dan menciptakan pasar bullish, narasi yang halving dan kenaikan investasi institusional dapat mendorong terbentuknya harga BTC tertinggi yang baru (all-time high). Namun, garis tren ke atas yang curam mulai terlihat mendatar, hal ini mungkin saja mengindikasikan perubahan tren yang akan menguntungkan para bears. Pergerakan harga BTC saat ini menunjukkan betapa rekor all-time high saat ini yang terjadi di 2017 belum siap untuk dipecahkan.

Kabar baiknya

Indeks The Fear & Greed telah bergerak di antara level netral dan greedy belakangan ini. Jika sentimen pasar bisa stabil di atas area “fear”, hal tersebut akan menjadi sinyal optimis di pasar. Jika kita lihat tahun lalu, sentimen pasar kurang begitu bagus karena indeks menunjukkan fear atau ketakutan di pasar. Sentimen greed memang berlangsung singkat namun ini adalah sesuatu yang harus dipantau oleh investor jika sentimen pasar akhirnya stabil di atas kondisi netral.

Investor siap ikuti ETH 2.0 staking?

Pembaruan protokol Ethereum 2.0 yang telah lama ditunggu-tunggu, diperkirakan akan terjadi tahun ini. Pembaruan ini akan mengubah mekanisme konsensus menjadi proof-of-stake (PoS).

Sebuah dompet (wallet) harus memiliki atau menampung lebih dari 32 ETH untuk berpartisipasi dalam Ethereum 2.0 staking dan untuk beroperasi sebagai validator ketika Ethereum 2.0 diluncurkan. Data dari Nansen menunjukkan bahwa hampir 120.000 dompet Ethereum siap untuk dipertaruhkan. Jumlah ini telah meningkat 13% dalam setahun terakhir. Namun, jumlah tersebut hanya 0,3% dari semua saldo Ethereum yang tidak bernilai nol. Tidak ada korelasi positif antara manusia dan dompet, jadi sulit untuk menentukan berapa banyak orang yang benar-benar siap untuk berpartisipasi dalam staking.

Penambang (miner) ‘melepas’ kepemilikan Bitcoin pasca halving

Data menunjukkan bahwa penambang melepas inventori Bitcoin mereka setelah halving. Miner’s Rolling Inventory (MRI) melacak adanya perbedaan antara rewards yang dihasilkan penambang dengan apa yang mereka pindahkan. Oleh karena itu, muncullah indikasi jumlah penambang Bitcoin yang menjual Bitcoinnya. Nilai MRI kurang dari 100% berarti bahwa inventaris tumbuh, karena aktivitas pemindahan penambang lebih rendah dari aktivitas menambang. MRI di atas 100% berarti bahwa para penambang lebih banyak memindahkan Bitcoin daripada menambangnya.

Satu-satunya cara untuk melakukan ini adalah dengan juga memindahkan inventaris yang dikumpulkan sebelumnya. Dengan jelas hal ini menunjukkan perubahan perilaku dari penambang setelah Bitcoin halving di bulan Mei. Salah satu alasan penambang mempercepat penjualan inventaris mereka karena halving adalah untuk menutupi turunnya pendapatan (reward) mereka. Seperti yang kita tahu block reward berkurang setengahnya pasca halving.

Apakah artikel ini membantu?

0
0