Apa itu Aset Kripto? Perbedaannya dengan Pasar Saham

Apa itu Aset Kripto? Perbedaannya dengan Pasar Saham

Transaksi digital sudah menjadi kebiasaan banyak orang sehari-hari. Kegiatan ini lebih efektif dan efisien, karena tidak mengharuskan Anda datang langsung ke toko atau bank. Cukup manfaatkan aplikasi ponsel atau website, transaksi dapat dilaksanakan. Apalagi kalau bertransaksi aset kripto atau investasi saham di pasar saham (stock market).

Apa bedanya aset kripto dengan saham?

Sekilas Mengenai Aset Kripto

Aset kripto adalah aset digital yang memakai teknologi blockchain dengan keamanan berupa proses kriptografi. Kriptografi sendiri adalah ilmu untuk mengamankan pesan yang hanya bisa dilihat oleh pengirim dan penerima pesan tersebut.

Sesungguhnya, aset kripto bukan hal yang benar-benar baru. Konsep uang digital sendiri sebenarnya sudah pernah dikenalkan pertama kali pada 1982, yang ditulis oleh David Chaum. Selama 27 tahun lebih sejak saat itu, format uang digital telah mengalami berbagai transformasi. Beberapa nama yang pernah terlibat dalam bidang ini termasuk Flooz, Beenz, dan DigiCash buatan David Chaum sendiri.

Berbagai format uang digital yang pernah ada namun gagal terjadi karena berbagai alasan. Ada yang karena penipuan, ada juga yang terjadi karena perselisihan antara karyawan dengan atasan mereka. 

Namun, yang paling menjadi akar permasalahan adalah sistem mereka yang masih tersentralisasi. Mereka masih mengandalkan pihak ketiga sebagai penjamin kelancaran transaksi digital, terutama untuk verifikasi dan fasilitas transaksi.

Baca juga: Tentang Bitcoin: Aset Digital yang Maju Hingga Saat Ini

Saat DigiCash bangkrut pada 1998 lalu, banyak yang sempat meragukan manfaat uang digital. Namun, Satoshi Nakamoto menemukan bahwa sistem yang masih tersentralisasi adalah akar permasalahannya. Dengan ide menggunakan sistem yang tidak tersentralisasi, transaksi uang digital kemudian menjadi media pertukaran yang terbangun di internet. Sistem ini kemudian mempermudah transaksi menjadi lebih cepat, murah, dan efisien.

Satoshi Nakamoto adalah nama besar di balik penemuan Bitcoin. Banyak spekulasi seputar sosok di balik nama itu. Ada yang berteori bahwa Nakamoto hanya satu orang, ada juga yang menduga bahwa Satoshi Nakamoto hanyalah sekelompok orang yang berada di balik ‘pseudonym’ yang sama.

Namun, hingga kini, belum ada yang berhasil membongkar identitas asli di balik nama tersebut. Yang diketahui hanyalah bahwa Satoshi Nakamoto adalah penemu Bitcoin pada 2008.

Baca juga: Apa itu Blockchain dan Apa Perbedaan Bitcoin dan Blockchain?

Sekilas Mengenai Saham dan Pasar Saham (Stock Market)

Saham sendiri adalah bagian kepemilikan sebuah instansi atau perusahaan. Ada dua (2) jenis, saham, yaitu: saham biasa dan saham preferen atau pilihan. Saham biasa memberikan hak suara kepada para pemiliknya terkait masalah perusahaan, sementara pemegang saham preferen berarti menikmati prioritas ketika dividen dibayarkan.

Dulu, berinvestasi saham dianggap sebagai satu-satunya domain profesional keuangan. Namun, seiring perkembangan zaman, termasuk era digital, banyak pilihan bagi para investor untuk memilih investasi yang mereka inginkan.

Baca juga: Pengertian dan Contoh Pendapatan dari Investasi

Pasar saham adalah tempat memasarkan saham serta memakai sistem yang tersentralisasi, yang juga diatur serta diawasi pihak tertentu. Intinya, bila berinvestasi pada saham atau ekuitas, berarti Anda punya sebagian kepemilikan atas perusahaan yang menerbitkan saham tersebut.

Dalam pasar saham, transaksi jual-beli saham menggunakan bursa efek. Contoh-contoh bursa efek termasuk: New York Stock Exchange (NYSE), NASDAQ, Johannesburg Stock Exchange, dan London Stock Exchange. Investasi seperti dana yang diperdagangkan di bursa (Exchange Traded Funds atau ETF) juga terdaftar dan termasuk dalam kategori ini.

Baca juga: Cara Investasi untuk Pemula yang Baik dan Benar

Inilah perbedaan antara aset kripto, saham, dan pasar saham. Sesungguhnya, tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk dari semua pilihan ini. Yang ada hanyalah pilihan sesuai kebutuhan dan kemampuan investor. Bahkan, bila memutuskan untuk berinvestasi dengan semua cara di atas, kenapa tidak? Siapa tahu, keuntungan Anda bisa bertambah.

Apakah artikel ini membantu?

2
0