Apa itu Proof of History (PoH)?

Apa itu Proof of History PoH?

PoH (Proof of History) berperan untuk membantu mengetahui kapan suatu suatu transaksi dilakukan. Seperti yang mungkin sudah Anda ketahui, cryptocurrency beroperasi dalam blockchain di mana teknologi ini dirancang untuk berfungsi tanpa membutuhkan perantara. Namun setiap transaksi yang berjalan di dalamnya memerlukan kode untuk membuktikan keabsahannya. Tak sulit untuk mengetahui siapa yang melakukan transaksi. Namun, untuk mengetahui kapan transaksi dilakukan, jelas bukan perkara mudah.

Sekilas Mengenai Proof of History

Blockchain bisa dibilang sebagai salah satu penemuan paling revolusioner semenjak internet ditemukan. Sama seperti penemuan teknologi lainnya, teknologi blockchain rentan terhadap berbagai permasalahan. Salah satunya berkaitan dengan waktu. 

Blockchain merupakan teknologi terdesentralisasi yang terdiri dari ribuan komputer. Mesin-mesin ini saling terhubung satu sama lain untuk memvalidasi seluruh transaksi yang terjadi dalam teknologi. Hanya saja, masing-masing dari komputer tersebut menerapkan sistem waktu yang berbeda-beda.

Tak ada standardisasi waktu dalam blockchain yang bisa digunakan sebagai referensi oleh para penambang (miner). Mereka tidak memiliki patokan waktu yang akurat untuk mengetahui secara pasti berapa lama mereka menambang blok baru. 

Masalah ini juga berdampak pada pihak yang bertugas untuk memvalidasi aktivitas di dalam blockchain (validator). Mereka harus saling berkomunikasi demi menyepakati waktu terjadinya transaksi sebelum transaksi tersebut bisa diverifikasi dan blok baru bisa diproduksi.

Sebagai imbasnya, proses verifikasi transaksi menjadi semakin molor. Bila jumlah transaksi sedang mengalami peningkatan, otomatis potensi terjadinya kemacetan arus transaksi dalam blockchain semakin tak terhindarkan. 

Baca juga: Penyebab Transaksi Bitcoin (BTC) Tertunda dan Lambat

Masalah ini bahkan semakin parah mengingat jumlah komputer yang terhubung dalam blockchain akan terus bertambah. Hal ini juga menjadi salah satu penyebab mengapa blockchain pada aset kripto seperti Bitcoin hanya mampu memproses 7 transaksi per detik. 

Nah, di sini lah Proof of History (PoH) hadir untuk mengatasi masalah tersebut. “Jam terdesentralisasi” ini diciptakan oleh para pengembang sebagai solusi atas masalah ketidakteraturan pencatatan waktu dalam transaksi. Desentralisasi waktu ini juga diciptakan agar validator tak perlu bergantung pada sumber sentral lain untuk memvalidasi waktu transaksi.

Baca juga: Apa itu Proof of Elapsed Time (PoET)?

Cara Kerja Proof of History

Blockchain Solana dengan aset kriptonya yang disebut dengan SOL adalah yang pertama kali memperkenalkan mekanisme Proof of History (PoH). Sistem ini dibuat untuk memecahkan masalah waktu pada blockchain.

Cara kerjanya adalah dengan membuat kode dari setiap waktu yang berlalu ke dalam teknologi blockchain. Setelah itu, sistem akan memberikan data historis dari setiap aktivitas yang terjadi di blockchain dalam waktu tertentu. Proses ini menggunakan algoritma yang disebut Verifiable Delay Functions (VDF).

Berbeda dengan perhitungan matematika Proof of Work yang harus dipecahkan hanya dengan satu solusi, algoritma VDF memiliki sejumlah langkah tertentu yang berurutan untuk dipecahkan. Sebab itulah lama waktu yang diperlukan untuk memecahkan perhitungan fungsi VDF dapat diketahui.

Baca juga: Apa itu Proof of Activity (PoA)?

Blockchain Solana juga menerapkan mekanisme konsensus Proof of Stake. Berkat penggunaan protokol ini, seluruh komputer dalam teknologi Solana mampu melakukan validasi transaksi secara cepat sebelum ditambahkan ke dalam blockchain

Kemampuan Solana dalam memvalidasi transaksi tidak lepas dari peran sistem PoH. Berkat VDF pula, blockchain Solana mampu melakukan pencatatan keterangan waktu dari setiap transaksi yang terjadi secara real-time. Hal ini karena fungsi VDF langsung melakukan verifikasi waktu tepat saat blok mulai ditambang (mining).

Hingga saat ini, hanya blockchain Solana yang menggunakan sistem Proof of History. Meski demikian, mekanisme ini telah berhasil mengatasi masalah desentralisasi waktu dalam teknologi blockchain yang memperlambat proses transaksi. Berkat “jam yang terdesentralisasi” inilah, Solana mampu memverifikasi transaksi jauh lebih banyak dibanding blockchain lainnya.

Baca juga: Mengenal Konsensus Algoritma dalam Blockchain: PoW & PoS

Apakah artikel ini membantu?

1
0