Apa Perbedaan Solana dan Ethereum?

Apakah Solana berbeda dengan Ethereum?
Solana dan beberapa proyek kripto lainnya seringkali dibandingkan dengan Ethereum, yang merupakan pelopor platform smart contract dan decentralised applications (dApps).
Platform-platform baru seperti Solana ini sebetulnya memiliki layanan yang cukup mirip. Tapi seiring dengan adanya persaingan antara satu dan platform lainnya dalam memperebutkan kelompok pengguna dan pasar yang sama, kemudian timbul beberapa perbedaan di masing-masing platform.
Apa saja perbedaan utama antara Solana dan Ethereum?
Kecepatan transaksi
Setelah proses Ethereum Merge berjalan, kecepatan Ethereum dalam memproses transaksi diharapkan dapat meningkat. Tapi saat ini, jaringan Ethereum dapat memproses sekitar 15 transaksi per detik (transaction per second/TPS). Sementara itu, Solana jauh melebihi angka tersebut, karena mampu memproses lebih dari 50.000 TPS.
Proses yang super-cepat ini juga berarti bahwa, jaringan Solana bisa lebih siap jika penggunanya meningkat dalam jumlah besar.
Validasi transaksi
Sekitar pertengahan September 2022, Ethereum mengubah mekanismenya dari proof-of-work (PoW) ke proof-of-stake (PoS). Pada sistem PoW, validasi transaksi dilakukan oleh miner atau pihak yang menambang aset kripto. Sedangkan di PoS, validasi transaksi dilakukan oleh staker, atau orang yang menyimpan aset kripto di jaringan tersebut.
Langkah ini dapat meningkatkan kecepatan Ethereum dalam memproses transaksi, sehingga dapat memiliki skalabilitas yang lebih baik di masa depan.
Para founder Solana menemukan kendala yang banyak dialami oleh jaringan lainnya untuk menangani volume transaksi yang besar dengan cepat. Kemudian, mereka menciptakan proses unik untuk diaplikasikan di jaringan Solana, yang bernama proof-of-history (PoH). Proses ini kemudian diintegrasikan dengan model proof-of-stake.
Dalam cara pencatatan transaksi di jaringan Solana ini, setiap transaksi yang masuk akan diberi timestamp atau catatan waktu. Artinya, setiap transaksi yang masuk akan dirunut dan diproses berdasarkan urutan yang sesuai. Keunikan PoH ini menjadi nilai jual Solana, dan membuat Solana mampu memproses transaksi jauh lebih cepat dibandingkan jaringan lainnya.
Biaya Transaksi
Solana dirancang sedemikian rupa agar dapat memiliki biaya transaksi serendah mungkin dibanding aset kripto lainnya. Biaya transaksi tersebut dibayar oleh pengguna setiap melakukan aktivitas seperti minting NFT, atau penggunaan lainnya. Anggaplah biaya transaksi ini cara kerjanya mirip dengan ongkos kirim saat Anda pesan makanan lewat layanan pesan antar makanan.
Saat ini, biaya transaksi yang dikenakan oleh Ethereum memang cenderung tinggi. Tapi, proses merge diharapkan dapat mengurangi biaya transaksi tersebut di masa depan.
Desentralisasi
Sebagian besar proyek kripto yang ada sekarang, dimulai dengan penjualan koin. Ini kurang lebih mirip seperti saat sebuah startup melakukan IPO, kemudian menjual saham mereka ke publik. Sebelum ini, para founder biasanya akan membagi persenan aset kripto di antara mereka sendiri.
Menurut data dari Messari, hampir 50% koin yang pertama kali dirilis oleh Solana ini dibagi-bagi ke para founder, tim Solana, dan investor modal ventura (venture capital/VC). Sementara itu, pembagian koin Ethereum di awal hanya 15% saja.
Beberapa orang yang kurang setuju dengan Solana, memiliki pandangan bahwa walaupun Solana adalah blockchain milik publik, tapi besaran jumlah koin yang dimiliki oleh pihak internal Solana menjadikan jaringan ini jadi ‘tidak terlalu terpusat’, kalau dibandingkan dengan jaringan seperti Ethereum.
Selain itu, validator atau pengesahan transaksi di Solana tampak sedikit terpusat. Solana ‘hanya’ punya ribuan validator di jaringan mereka, sedangkan Ethereum memiliki ratusan ribu validator.
Tokenomi
Ethereum mungkin bisa jadi salah satu instrumen penyimpan nilai yang baik di masa depan, seiring dengan suplai ETH yang akan turun saat proses merger terjadi, kemudian validasi transaksi akan dilakukan oleh staker, bukan lagi oleh miner.
Kondisi tersebut, ditambah lagi dengan ETH yang “dibakar” Ethereum dalam setiap transaksi yang terjadi, dapat memberikan Ethereum mekanisme deflasi yang lebih kuat di masa depan. Walaupun, Ethereum tidak memiliki jumlah maksimal untuk menambang ETH baru.
Hal serupa juga dimiliki oleh ekosistem Solana. Tidak ada batasan berapa banyak SOL bisa dikeluarkan, tapi dengan setiap SOL yang keluar, ada sebagian SOL yang digunakan untuk “membayar” koin baru yang dirilis.