Aset Adalah: Pengertian, Jenis, Sifat dan Contoh Aset Digital

Seorang investor perlu memahami seluk-beluk dunia investasi atau setidaknya memiliki pengetahuan yang memadai tentang hal tersebut. Salah satu topik yang perlu dikuasai oleh investor adalah aset dan jenis-jenisnya. Dengan begitu, investor dapat membangun portofolionya dengan lebih strategis.
Pengertian
Aset dapat diartikan sebagai sebuah benda, baik yang berwujud maupun tidak berwujud. Benda-benda tersebut harus memiliki nilai dan diharapkan akan memberikan keuntungan kepada pemiliknya di masa depan. Hal ini menunjukkan bahwa nilai benda tersebut aktif.
Jenis-jenis Aset
Ketika membicarakan mengenai benda-benda yang dapat dijadikan sebagai investasi, maka jenis-jenisnya perlu disebutkan. Jenis yang pertama adalah yang berbentuk fisik atau sifat tangible (bisa dilihat). Contoh benda yang termasuk jenis ini adalah properti, emas, dan uang.
Jenis lainnya adalah yang sifatnya non-fisik atau intangible. Benda-benda ini memang tidak kasat mata, tetapi dianggap begitu bernilai oleh orang-orang. Contohnya adalah hak cipta, trademark, dan perangkat lunak komputer.
Baca juga: Apa Itu Aset Digital, dan Mengapa Banyak Orang Berinvestasi di Sana?
Di bidang finansial, para investor juga mengenal beberapa jenis aset. Berikut merupakan kategori yang umum di bidang ini:
- Ekuitas
Produk ini bisa dimaknai sebagai kepemilikan aset yang kemungkinan disertai oleh utang maupun bentuk liability yang lain. Nilai ekuitas sesungguhnya adalah ketika liability sudah dilunasi semuanya. Contoh produk finansial yang masuk ke dalam kategori ini adalah saham.
- Pendapatan Tetap
Kategori ini mencakup segala bentuk produk finansial dengan syarat pihak yang mengeluarkannya wajib untuk membayar investor dengan besaran bunga yang tetap maupun dividen hingga waktu maturitasnya. Contoh produk yang masuk ke dalam kategori pendapatan tetap adalah surat utang atau obligasi.
- Kas dan Setara Kas (Cash Equivalent)
Produk di dalam kategori ini adalah bentuk investasi yang sifatnya sangat singkat. Biasanya periode maturitasnya adalah 90 hari dan bahkan kurang. Contoh produk yang ada di dalam kategori setara kas adalah cek, surat perintah pembayaran, dan deposit di bank.
Baca juga: Apa itu Aset Kripto? Perbedaannya dengan Pasar Saham
Kripto (Crypto)
Sebuah produk finansial baru yang begitu menarik investor di masa modern ini adalah kripto. Untuk sementara ini, hanya orang-orang tertentu saja yang memanfaatkannya. Namun, pemerintah sudah merencanakan untuk mengatur regulasi produk finansial ini di Indonesia karena jumlah peminat yang makin banyak.
Kripto (cryptocurrency) merupakan jenis aset digital yang bersifat virtual. Setiap kegiatan transaksi menggunakan aset digital ini dilindungi oleh cryptography. Karenanya, sangat sulit untuk melakukan transaksi palsu atau membuat kesalahan dalam melakukan transaksi. Sistemnya bersifat desentralisasi karena tidak ada otoritas.
Baca juga: Apa itu Blockchain dan Apa Perbedaan Bitcoin dan Blockchain?
Ada beberapa hal yang membuat produk finansial virtual ini begitu menarik untuk berbagai kalangan seperti:
- Kecepatan transaksi yang sangat tinggi
- Menekan biaya transaksi yang dikeluarkan
- Keamanan yang lebih terjamin saat bertransaksi
- Transparansi untuk semua pihak yang terkait
- Kemudahan untuk melakukan diversifikasi portofolio
- Perlindungan atas inflasi
Berdasarkan data dari pemerintah, per akhir tahun 2021, sudah ada 11 juta penduduk Indonesia yang menggunakan kripto. Karena itu, di kuartal pertama tahun ini, bursa kripto pun diluncurkan oleh pemerintah.
Tentunya ada beberapa keuntungan yang didapatkan oleh pihak-pihak yang aktif menggunakan kripto ketika regulasi pemerintah mengenai kripto sudah lebih jelas. Hal ini terutama terkait dengan keamanan untuk pihak penjual maupun investor. Apabila ada sengketa pun, penyelesaiannya akan menjadi lebih mudah.
Jika Anda seorang investor baru, maka satu tips yang perlu diikuti: melakukan diversifikasi atas portofolio aset Anda. Terdapat berbagai jenis produk berharga, baik yang berwujud maupun tidak berwujud, yang dapat menjadi bahan portofolio. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan keuntungan atas penanaman modal yang Anda buat.