Cerita Evi, ganti hobi belanja baju trendy demi investasi untuk dana pensiun mandiri

Testimoni ini berisi tentang pengalaman nyata dari seorang pengguna Luno. Setiap pengguna tentu akan mendapatkan pengalaman yang berbeda, dan apa yang didapatkan oleh pengguna dalam tulisan ini mungkin tidak sama dengan yang lain. Pelajari lebih lanjut Syarat Penggunaan dan Imbauan Tentang Testimonial kami.
Bagi Evi, mengumpulkan dana pensiun secara mandiri itu bukanlah hal yang mustahil. Hal ini ia buktikan dengan mengubah hobi checkout baju lucu di olshop jadi rutin DCA Bitcoin.
Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali
Tahun 2021 menjadi awal mula perkenalan Evi dengan Bitcoin dan Luno. Seperti banyak orang yang mengalami kegalauan di awal usia 30-an lainnya, Evi merasa kalau cadangan yang ia miliki belum bisa membuatnya merasa aman secara finansial.
“Sebenarnya saya sudah telat untuk memulai investasi, jadi saya tidak mau menyia-nyiakan waktu.”
Kemudian, Evi mulai mencari jenis-jenis instrumen investasi yang cocok untuknya. Ternyata, kripto jadi instrumen yang paling menarik bagi Evi. Evi yang suka belajar dan mencintai dunia pendidikan memandang kripto sebagai hal baru yang menantang untuk dipelajari. Naik-turunnya kripto, dan berita soal scam yang kerap membuat orang lain takut mengenal kripto, justru membuat Evi semangat untuk mendalami kripto.
“Sebenarnya saya sudah tahu jenis-jenis investasi yang lain, tapi sama sekali tidak berminat untuk investasi tersebut. Saya tidak memiliki pengetahuan tentang pengelolaan uang yang baik, tidak memiliki pengetahuan tentang sejarah uang, tentang pemasukan atau incomenya harus bagaimana. Kemudian saya tertarik dengan Bitcoin, saat itu saya baru mencari tahu.”
Dari Dior ke DYOR
Evi mulai rajin menggali informasi soal kripto, dan banyak bertanya pada orang lain yang lebih paham. Salah satunya adalah Ersan, kawan Evi yang kebetulan juga bekerja di Luno.
“Saya bertanya kepada Ersan, bagaimana cara memulainya? Ternyata dia tidak terlalu banyak bicara, malah memberikan video untuk saya lihat. Edukasi tersebut masuk ke alam bawah sadar saya, sehingga saya paham mengenai instrumen investasi dan apa yang harus saya lakukan.”
Belum puas, Evi kemudian mengulik dari berbagai sumber lainnya. Perlahan, pemahaman Evi terhadap kripto semakin luas. Kalau awalnya hanya tahu Bitcoin, ilmu Evi bertambah lagi soal stablecoin, altcoin, dan aset kripto lainnya. Ia juga memahami apa saja risiko dan karakter dari aset kripto yang ia pelajari.
“Saya juga baru tahu orang-orang menggunakan istilah DYOR. Saya pikir Christian Dior, ternyata do your own research!”, ujar Evi sambil tertawa renyah.
“Ketika saya belajar, baru saya tahu kenapa Ersan tidak banyak bicara. Memang harus edukasi diri sendiri dulu, jangan dipaksa oleh orang lain. Kalau misalnya saya percaya sama Ersan kemudian tiba-tiba Bitcoinnya turun, mungkin saya bisa menyalahkan Ersan.”
Pindah hobi dari checkout olshop jadi belanja Satoshi
Evi tampaknya sadar betul bahwa keinginan belajar, rasa tanggung jawab, dan kemampuan dalam memperhitungkan segala risiko, adalah modal penting bagi investor. Hal tersebut membuatnya terus berkembang, terutama dalam cara pandangnya terhadap uang. Setelah mengutamakan DYOR dari pada berburu Dior, skala prioritas Evi juga perlahan berubah.
“Yang di otak saya bukan beli baju, tapi bagaimana saya mendapatkan Bitcoin. Cita-cita saya mengumpulkan lebih banyak satoshi, bukan setiap bulan terus belanja baju tren terkini.”
Dengan pola pikir Evi yang sudah naik level soal investasi, ia kini bisa merasa sedikit lebih aman karena tidak harus terus bergantung pada gaji dan dana pensiun dari kantor.
“Ternyata kita bisa menciptakan uang pensiun sendiri, daripada mengumpulkan dana pensiun dipotong gaji. Tidak ada yang lebih aman dari kita menyiapkan diri kita sendiri dengan instrumen-instrumen yang kita pelajari sendiri yang kita tahu itu bagus.”
Edukasi adalah kunci!
Karena edukasi kripto jadi fokus utama Evi, maka tak heran jika salah satu hal yang membuatnya memutuskan untuk menggunakan Luno adalah fitur Discover. Menurut Evi, fitur tersebut sangat kaya informasi, terutama bagi pemula.
“Semua exchange rata-rata ngasih edukasinya grafik, tapi ini ada tulisannya dan itu bagus sekali. Orang tidak melulu dipaksa untuk melihat grafik.”
Bagi Evi, hal tersebut penting karena investor tidak cukup hanya melihat grafik harga. Situasi dan kondisi yang mempengaruhi pergerakan tersebut juga perlu diperhitungkan. Sehingga, tidak mengambil keputusan yang terburu-buru saat ada perubahan harga.
Selain mengedukasi dirinya sendiri, Evi yang sempat berpengalaman jadi tenaga pengajar sukarela untuk anak jalanan, kini kembali mengenakan topi pengajarnya. Murid pertama Evi adalah adiknya sendiri, yang mulai tertarik soal kripto.
“Yang mau saya tekankan, kamu belajar dulu dari awalnya apa itu Bitcoin, lalu apa itu teknologi blockchain. Jadi kamu tidak sembarangan memilih koin dan terjebak dengan iming-iming sekedar cuan.”
Evi juga melihat jumlah koin di Luno yang terbatas sebagai kelebihan tersendiri. Sehingga, pengguna terutama yang masih pemula, tidak kebanjiran informasi dan jadi kebingungan dalam memilih koin yang akan dijadikan instrumen investasi.
“Saya pikir Anda tidak perlu keren-kerenan punya koin A, punya koin B, yang Anda perlu lakukan adalah beli Bitcoin di Luno, sudah itu saja,” Evi kembali tertawa renyah sembari menutup pembicaraan kami.