Kenapa Harga Bitcoin Kali Ini Sangat Fluktuatif?

Kenapa Harga Bitcoin Kali Ini Sangat Fluktuatif?

Bagi Anda yang baru masuk industri kripto, pergerakan harga yang sangat fluktuatif beberapa waktu ini mungkin membuat Anda khawatir. Tapi, lain halnya kalau Anda sudah lama mengamati dinamika kripto. Pergerakan fluktuatif seperti ini, sebetulnya bukanlah yang pertama. Dan kalau dilihat secara histroris, industri kripto selalu kembali dengan performa yang lebih baik lagi.

Tentunya, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dalam jatuhnya harga Bitcoin kali ini. Kondisi ekonomi dan geopolitik global sedang penuh ketidakpastian. Mulai dari adanya perang di Ukraina, pandemi COVID-19, hingga kenaikan inflasi ke level yang belum pernah terjadi sejak 1970. Faktor-faktor tadi turut menyebabkan jatuhnya nilai berbagai aset di seluruh pasar keuangan.

Kalau dibandingkan dengan di tahun 2020 sebelum bulan Juli, nilai Bitcoin ada di bawah US$10.000 (sekitar Rp147 juta). Kini, Bitcoin dipertukarkan di kisaran US$22.500 (sekitar Rp331 juta). Jadi, secara jangka panjang bisa dibilang Bitcoin masih menunjukkan kenaikan.

Tapi di tengah berbagai krisis yang tengah terjadi, potensi Bitcoin untuk membantu banyak orang di seluruh dunia kian terlihat. Salah satu contohnya adalah saat peperangan melanda Ukraina. Banyak orang memilih memindahkan uang mereka ke aset kripto, karena sulit mengakses jalur keuangan umum seperti bank. Kripto yang bersifat tak terpusat dan tak mengenal batas negara, juga dianggap lebih mudah untuk dijadikan simpanan ketika mereka harus mencari perlindungan ke negara lain.

Rencana Jack Dorsey desentralisasikan internet lewat Web5

Setelah Web 3 dan segala kontroversinya, nampaknya CEO Block, Jack Dorsey, memilih untuk melewat Web 4 dan langsung loncat ke Web 5. Nama Web 5 muncul, karena proyek ini akan mengkombinasikan elemen-elemen di Web 3 dan Web 2. Proyek ini bertujuan untuk membuat data dan identitas pengguna disimpan secara tidak terpusat. Pengembangan Web 5 akan dipimpin oleh TBD, sebuah divisi dari Block. 

Usulan undang-undang terbaru di Brazil untuk legalkan kripto sebagai alat pembayaran

Deputi Federal Paulo Martin mengajukan sebuah proposal untuk badan legislatif pada Jumat (10/6) lalu, agar warga Brazil dapat memiliki hak untuk mengakses kripto sebagai alat pembayaran, dan melindungi private key mereka agar tidak disita oleh pengadilan. 

Proposal tersebut menyatakan bahwa, walaupun aset kripto bukanlah mata uang dan tidak bisa dijadikan alat tukar resmi, namun kripto dapat “digunakan sebagai aset keuangan, alat pertukaran atau pembayaran, atau instrumen akses ke barang dan jasa atau investasi.”

Aktivis HAM nyatakan dukungan terhadap Bitcoin

Dalam surat terbuka yang ditujukan untuk Kongres Amerika Serikat, aktivis HAM dari 20 negara menekankan pentingnya peran Bitcoin dalam pemberdayaan dan inklusi finansial, karena sifatnya yang terbuka dan bisa diakses siapa saja. Begitupun dengan mata uang digital lainnya, yang memberikan akses tak terbatas pada ekonomi global, untuk rakyat dari negara-negara yang mengalami devaluasi mata uang.

Tak hanya bawa cuan, aset kripto juga bawa kebaikan untuk tuna wisma di berbagai belahan dunia

Crypto for the Homeless (CFTHL), sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di New Jersey, Amerika Serikat, baru saja merayakan ulang tahun yang ketiga. Hingga hari ini, CFTHL telah memberi makan lebih dari 5000 orang tuna wisma di berbagai belahan dunia, dari hasil donasi dalam bentuk mata uang digital. 

Kenneth Kim, pendiri CFTHL, memilih aset digital untuk memanfaatkan kripto dengan cara yang unik, tapi juga dapat bermanfaat untuk orang lain. Kim juga menilai bahwa kripto punya kelebihan lain karena sifatnya yang tak terpusat, yaitu kontrol transparan terhadap dana yang dimiliki oleh CFTHL, dan kemudahan untuk reimburse para sukarelawan.

Analisis harga

Kini US$20.000 (sekitar Rp294 juta) menjadi level teknis penting bagi Bitcoin. Angka ini adalah harga puncak pada peristiwa bull run di tahun 2017. Sepanjang sejarah, Bitcoin belum pernah dipertukarkan di bawah puncak siklus sebelumnya, sehingga angka tersebut akan menjadi level support yang penting untuk diperhatikan.

Jika harga menembus ke bawah support di level US$20.000 (sekitar Rp294 juta), maka level support selanjutnya ada di kisaran US$16.000 (sekitar Rp235 juta). Angka tersebut juga merupakan harga breakout di tahun 2020. 

Jika harga bergerak ke bawah, support selanjutnya ada di angka US$14.000 (sekitar Rp206 juta), yang sempat dilewati saat rally harga di pertengahan 2019. Jika harga bergerak naik, resistance penting berikutnya ada di kisaran US$29.000 (sekitar Rp426 juta), dengan resistance minor di angka US$25.000 (sekitar Rp368 juta). 

Rentang konsolidasi baru di area ini bisa muncul jika kondisi pasar bisa tetap stabil usai pertemuan FOMC (Federal Open Market Committee) pada Rabu (15/6) yang akan menentukan apakah Amerika Serikat akan mengalami kenaikan suku bunga lagi atau tidak.

Artikel ini hanya bertujuan untuk memberikan informasi, bukan rekomendasi ataupun ajakan investasi. Luno selalu menyarankan Anda untuk melakukan riset sesuai dengan kebutuhan Anda sebelum berinvestasi atau trading cryptocurrency.

Apakah artikel ini membantu?

2
0