Mengenal Skema Ponzi dan Cara Kerjanya pada Aset Kripto

Skema Ponzi berkedok Bitcoin sangat berisiko menjebak calon investor yang kurang teliti. Akan tetapi, sifat pasar kripto yang fluktuatif dan menuntut keberanian untuk mengambil risiko membuatnya sering disamakan dengan skema penipuan seperti Ponzi. Ketahui dulu perbedaan keduanya agar Anda tidak mudah tertipu ketika ingin berinvestasi.
Definisi Skema Ponzi
Apa itu skema Ponzi?
Skema Ponzi adalah “investasi” penipuan yang dipopulerkan Charles Ponzi pada tahun 1920-an. Sejak awal, sistem Ponzi memang sebuah upaya penipuan karena menjanjikan bunga bombastis sebesar 50 persen dengan cara instan.
Dalam skema ini, pelaku biasanya akan mempromosikan investasi fiktif yang menjanjikan keuntungan besar. Pelaku lalu menjaring banyak investor untuk menginvestasikan uang mereka demi janji keuntungan, dan mendorong mereka untuk menyaring lebih banyak investor tambahan. Hasilnya adalah semacam piramida investor yang memberi uang demi janji hasil investasi menggiurkan.
Pelaku Ponzi biasanya akan menggunakan uang investor untuk memberi mereka “keuntungan” dari investasi yang sebenarnya bodong tersebut. Dengan memutar uang investor, pelaku Ponzi juga bisa mengantongi keuntungan dari uang para investor baru yang jumlahnya semakin bertambah. Salah satu kasus Ponzi paling terkenal dalam sejarah keuangan modern adalah kasus Bernie Madoff, yang sukses meraup 65 miliar Dolar AS sejak tahun 1990-an hingga penangkapannya pada tahun 2008.
Apakah Bitcoin = Ponzi?
Bitcoin dan aset kripto tidak sama dengan skema Ponzi karena ada perbedaan mendasar.
Sistem skema Ponzi tidak transparan karena dananya bergantung pada kemampuan investor untuk menarik investor lainnya, begitu seterusnya. “Keuntungan” skema Ponzi ditarik dari uang milik investor baru, tanpa ada mekanisme lain. Hal ini menjadikan skema Ponzi sebagai sistem yang rapuh karena tidak ada cukup dana untuk memberi keuntungan bagi investor yang datang belakangan. Jenis investasi yang ditawarkan pun biasanya merupakan investasi bodong yang akan berhenti menghasilkan setelah beberapa waktu sehingga tidak terjamin.
Bitcoin tidak sama dengan Ponzi karena sistemnya lebih transparan dan terbuka terhadap audit. Nilai Bitcoin dan aset kripto lainnya telah mendapat pengakuan dari jaringan investor dan nasabah dunia secara luas, sehingga bisa menjadi investasi atau alat transaksi. Investor bisa berinvestasi secara mandiri tanpa harus menarik investor lain hanya untuk mendapat keuntungan. Auditor dan pakar investasi juga bisa menganalisis jaringan Bitcoin secara jelas untuk membaca pergerakannya.
Bisakah Terjebak Ponzi lewat Bitcoin?
Bitcoin bukan skema Ponzi, tetapi bisa dijadikan bagian dari strategi penipuan, sama seperti uang biasa.
Kasus terkait token kripto palsu OneCoin yang terjadi pada tahun 2017 adalah contohnya. Ruja Ignativa, mantan pegawai McKinsey yang menyebut dirinya “Cryptoqueen”, menawarkan paket edukasi untuk orang yang tertarik berinvestasi pada OneCoin. Akan tetapi, OneCoin bukan aset tak terpusat seperti Bitcoin, melainkan aset terpusat yang hanya bisa diakses lewat server OneCoin Ltd.
OneCoin menerapkan aturan bahwa investor hanya boleh menukar token dengan Euro setelah mereka membeli paket-paket edukasi yang lebih mahal. Token mereka ditahan di dompet virtual dan transaksi harian dibatasi dengan limit tertentu. Setelah server OneCoin “menjalani perbaikan”, berbagai transaksi yang sudah tertahan lenyap bersama dengan uang banyak orang.
Hal ini berbeda dari Bitcoin. Selain sistem yang tidak terpusat, Bitcoin memberi keleluasaan pada penambang untuk menjual dan membeli kapan saja. Anda hanya harus membaca situasi pasar kripto sebelum bertransaksi agar tidak rugi. Hal ini sama dengan jenis investasi berisiko tinggi lainnya sehingga tidak bisa disamakan dengan skema Ponzi.
Kesimpulannya, Bitcoin dan aset kripto sah lainnya berbeda dari skema penipuan seperti Ponzi karena sistemnya transparan dan bisa diaudit. Akan tetapi, pelaku skema Ponzi bisa berpura-pura menggunakan aset kripto untuk melancarkan upaya mereka. Pastikan Anda memeriksa aset yang hendak dibeli agar tidak terjebak upaya skema Ponzi yang memanfaatkan kripto.