Menguat ungguli saham, Bitcoin akan terus menguat?

Aset kripto besar seperti Bitcoin, Ethereum dan Cardano membuka bulan ini dengan datar dalam sepekan terakhir. Bitcoin melampaui performa pasar saham di bulan September yang penuh kekacauan makro, dan seluruh bursa melemah. S&P 500 turun sebesar 8% dan Nasdaq turun 9%.
Berbeda dengan saham, emas sempat bertahan sebelum nilainya turun 3%. Kurang lebih, performa emas hampir mirip BTC. Korelasi Bitcoin terhadap emas kini hampir berada pada level tertinggi di tahun 2020. Apakah ini tandanya Bitcoin akan kembali jadi emas digital?
Selain berita Bitcoin vs saham di atas, baca juga berita kripto terbaru lainnya dalam sepekan terakhir yang telah kami rangkum di bawah ini!
Volume kripto melonjak untuk pertama kalinya sejak Mei
Volume trading di berbagai bursa kripto pada bulan September naik sebesar 16% dari bulan sebelumnya. Ini adalah peningkatan terbesar sejak performa kripto terbilang buruk pada bulan Mei.
Menurut Legitimate Index milik The Block, indeks yang melacak volume trading spot, US$733,9 miliar (sekitar Rp11 triliun) kripto telah dipertukarkan di bulan September. Angka ini naik dari US$630,17 miliar (sekitar Rp9 triliun) di bulan sebelumnya. Volume trading menyentuh angka tertinggi di US$2,1 triliun pada bulan Mei 2021 ketika Bitcoin dipertukarkan di kisaran US$50.000 (sekitar Rp762 juta). Tidak heran jika sepekan terkahir kinerja Bitcoin bisa dikatakan lebih baik ketimbang saham.
Lightning Labs uji coba software untuk maksimalkan jaringan Bitcoin
Lightning Labs telah meluncurkan versi ujicoba untuk software baru bernama Taro, yang memungkinkan para developer untuk menciptakan, mengirim dan menerima aset pada jaringan Bitcoin.
Lewat Taro, pembuat stablecoin bisa merilis koin di jaringan Bitcoin yang dapat dikirim dan diterima oleh pengguna pada Lightning Network yang super cepat. Lightning Network adalah lapisan pembayaran yang dibangun di atas Bitcoin. Cara kerja Lightning Network mirip dengan Payfast untuk Bitcoin.
Sampai saat ini, penerbitan aset, stablecoin dan NFT adalah ranah utama dari platform smart contract seperti Ethereum dan platform-platform baru seperti Cardano dan Solana.
Trading Bitcoin dan Poundsterling Inggris capai titik tertinggi di tengah pasar yang volatil
Volume trading Poundsterling Inggris (GBP) dan BTC di delapan exchange besar global mencapai GBP846 juta (sekitar Rp14,5 triliun) pada hari Senin, di tengah jatuhnya GBP. Menurut Kaiko Research, angka tersebut naik dari rata-rata harian tahun 2022 yaitu GBP54,1 juta (sekitar Rp936 miliar).
Conor Ryder, salah satu analis Kaiko, menjelaskan bahwa lonjakan ini kemungkinan besar adalah reaksi di tengah volatilitas nilai GBP. Menurutnya, “Para investor menyerbu exchange kripto yang menawarkan BTC-GBP, untuk mencoba mengambil untung lewat arbitrase dari koreksi harga Bitcoin terhadap mata uang fiat lainnya”.
Potensi luar biasa kripto di sub-Sahara Afrika
Menurut laporan Chainalysis, banyak investor muda di negara-negara sub-Sahara Afrika yang menggunakan aset kripto untuk menyimpan dan mengembangkan aset mereka. Sementara itu di negara-negara yang lebih maju, para investor umumnya menggunakan kripto untuk melipatgandakan aset.
80% volume transaksi kripto terdiri dari transfer dalam jumlah kecil di bawah US$1.000 (sekitar Rp15 juta) antar akun perorangan. Hal ini menunjukkan kurangnya investor institusional di ruang kripto. Namun, analisis yang lebih dalam dari perusahaan riset tersebut menunjukkan bahwa Afrika memiliki beberapa pasar kripto paling maju di dunia, “dengan tingkat penetrasi dan integrasi kripto yang tinggi di kegiatan keuangan sehari-hari para penggunanya.”
Analisis harga
Bitcoin membuka pekan ini dengan bergerak mengarah ke US$20.000 (sekitar Rp303 juta). Sejauh ini, BTC masih kesulitan untuk bertahan di atas US$20.000. Dalam sebulan terakhir, BTC masih berada di area bawah rentang konsolidasi 3-bulan, yaitu di antara US$17.500 – US$25.000 (sekitar Rp265 juta – Rp379 juta).
Area support di kisaran US$19.000 (sekitar Rp288 juta) masih bertahan pada pekan lalu. Selama tiga minggu terakhir, BTC dipertukarkan di rentang trading sempit ~US$18.000-US$20.000 (sekitar Rp273 juta – Rp303 juta).
Para trader perlu memperhatikan breakout dari angka US$21.000 (sekitar Rp318 juta). Kenaikan harga ke atas US$22.500 (sekitar Rp341 juta) akan menjadi sinyal penguatan teknis jangka pendek, dan berpotensi naik ke US$25.000 (sekitar Rp379 juta).
Jika harga bergerak ke bawah, maka tidak akan ada banyak perubahan. Support kuat BTC ada di area US$18.000-US$19.000 (sekitar Rp273 juta-Rp288 juta). Seperti yang disoroti pekan lalu, arah pergerakan rentang trading BTC masih belum jelas sejak harga anjlok di bulan Juni. Para trader perlu memperhatikan bahwa harga masih terus menguji level rendah rentang trading. Jadi, hal ini layak untuk diperhatikan.
Artikel ini hanya bertujuan untuk memberikan informasi, bukan rekomendasi ataupun ajakan investasi. Luno selalu menyarankan Anda untuk melakukan riset sesuai dengan kebutuhan Anda sebelum berinvestasi atau trading cryptocurrency.