Apa Itu Trading? Pengertian, Contoh, dan Jenis Strategi Trading

apa-itu-trading-pengertian-contoh-dan-jenis-jenisnya

Dalam perspektif finansial, trading berarti tindakan pembelian suatu aset untuk dijual kembali dengan harga lebih tinggi agar mencapai keuntungan. Aset yang dimaksud beragam, mulai dari komoditas, saham, hingga aset kripto.

Pembahasan singkat berikut akan mengupas apa itu trading, perbedaan dengan investasi, contoh, dan jenis-jenisnya.

Pengertian Trading 

Trading ketika dikaitkan dengan pasar keuangan merujuk pada tindakan pembelian aset yang kemudian dijual kembali dengan harga lebih tinggi untuk meraih keuntungan. Berbagai produk keuangan seperti mata uang, komoditas, saham, dan aset kripto termasuk aset yang diperdagangkan. 

Baca juga: Apa itu Aset Kripto? Perbedaannya dengan Pasar Saham

Meski logika trading sederhana, eksekusi di lapangan tidak sesederhana itu. Seorang trader pemula harus mempelajari berbagai hal sebelum memulai perdagangan pertamanya. Minimal Anda harus tahu karakteristik objek yang hendak diperdagangkan.

Anda pun tidak bisa membeli sembarang aset tanpa mengenal betul bagaimana potensi keuntungan, jenis aset, serta beberapa hal fundamental lain yang berpengaruh. Pendek kata, perdagangan jangka pendek tidak akan benar-benar menguntungkan jika tidak dibarengi dengan kemampuan analisis mendalam. 

Lalu, apakah trading dan investasi sama? Jawabannya, tidak. Investasi berarti Anda bertujuan menahan aset tersebut dalam jangka waktu lama. Contoh, Anda membeli beberapa Bitcoin tahun 2018 dan menjualnya kembali tahun 2021. Apa yang Anda lakukan adalah investasi, bukan trading

Artinya, perbedaan trading dan investasi ada pada jangka waktu. Perdagangan memiliki jangka waktu lebih pendek, seperti hitungan menit, minggu, maupun bulan. Tentu saja keputusan memperdagangkan aset tersebut kembali pada tujuan, selera, dan profil risiko trader

Baca juga: Mengenal Investasi Jangka Panjang dan Jangka Pendek

Contoh Trading

Mari pilih trading aset kripto sebagai contoh. Seperti diketahui, harga Bitcoin dan aset kripto lain dapat naik dan turun dengan signifikan setiap hari. Namun, secara historis data menunjukkan pergerakan harga Bitcoin cenderung naik dalam jangka panjang. Jadi, Anda dapat menyimpan sebagian besar modal trading dalam Bitcoin. Lalu, bagi keuntungan hasil perdagangan ke beberapa aset kripto yang lebih kecil.

Baca juga: Day Trading: Strategi Trading dengan Kenaikan Harga dalam Sehari 

Contoh, Anda membeli 2 Bitcoin. Nilai Bitcoin tersebut naik enam bulan kemudian menjadi 2,5 BTC. Dengan keuntungan 0,5 BTC, Anda dapat mengalokasikan 0,3 BTC pada BTC dan aset digital lain, seperti ICO (Initial Coin Offering) dan stablecoin. ICO merujuk pada koin baru yang pertama kali diluncurkan agar bisa dibeli publik, misalnya ETH, LTC, dan XRP. Sementara, stablecoin merupakan aset kripto yang didesain mempunyai nilai serupa dengan aset konvensional guna menjaga kestabilan harga, seperti USD Coin.

Strategi Trading

Trader biasanya memanfaatkan indikator teknis dalam mencoba dan menentukan ke mana arah pergerakan harga aset. Dari ratusan indikator yang bisa dipilih, sebagian besar trader memilih support dan resistance, Relative Strength Index (RSI), serta volume dan pola candlestick. 

Baca juga: Mengenal Chart Pattern dan Jenisnya untuk Analisa Trading

Kemudian, strategi perdagangan dan manajemen risiko yang digunakan juga berperan penting dalam menentukan kesuksesan. Beberapa strategi yang bisa Anda coba terapkan adalah:

  • Scalping, strategi untuk memperoleh keuntungan dari pergerakan harga yang kecil, strategi bertempo tinggi dan cukup berisiko.
  • Day trading, memanfaatkan pergerakan naik turun harga pada jam buka dan jam tutup pasar sehingga jual beli aset dilakukan di hari yang sama.
  • Swing trading, mengidentifikasi tren naik turun dan tetap berada dalam perdagangan ketika tren berlanjut.
  • Trading news, mengandalkan trading sesuai berita yang sedang beredar dan mengikuti ekspektasi pasar. 
  • Social trading, mengandalkan suatu platform yang memberikan kesempatan bagi trader untuk “meniru” perilaku trading dari trader sukses lainnya. 

Pemilihan strategi perdagangan tersebut berdasarkan pada indikator teknis pilihan trader. Strategi itu juga mengikuti apa tujuan trader melakukan perdagangan. Besar modal dan berapa banyak waktu yang didedikasikan untuk menganalisis pasar juga turut menentukan mana strategi yang paling pas sesuai gaya Anda.

Baca juga: Panduan Cara Trading Crypto Bagi Pemula Secara Lengkap

Di sisi lain, keterampilan manajemen risiko juga efektif dalam upaya meminimalkan kerugian. Maka, ketika memutuskan untuk mengambil suatu tindakan, Anda harus cermat membaca data, menganalisis secara menyeluruh, dan mengambil keputusan tanpa dipengaruhi kondisi emosi.

Jadi, berminat mencoba trading dalam waktu dekat?

Apakah artikel ini membantu?

0
0