Evolusi mata uang – Dari logam berharga menjadi kertas (Bagian dua)

Minggu ini kami akan membawa Anda mengikuti evolusi mata uang, dari permulaannya hingga munculnya mata uang (atau aset) kripto. Dalam postingan ini, kita akan melihat pergerakan menuju mata uang representatif, kemudian mata uang fiat. Sembari membahas tentang pergerakan menuju sistem keuangan yang baru dan lebih baik, penting bagi kita untuk mempertimbangkan sejarah uang dan bagaimana perubahannya.

evol_p2

Kemunculan mata uang representatif

Mata uang representatif ini sama seperti surat tanda terima barang berharga. Mata uang ini bersifat:

  • Terbuat dari bahan yang tidak mahal seperti kertas atau tembaga
  • Mewakili sejumlah nilai dalam bentuk logam mulia, biasanya emas atau perak
  • Dikeluarkan oleh pemerintah atau bank yang menyimpan logam mulia yang direpresentasikan
  • Dapat dipindahtangankan untuk pertukaran barang dan jasa

Sistem ini dipercaya berasal dari Cina lebih dari 2500 tahun yang lalu, ketika orang mulai menggunakan surat tanda terima deposit logam mulia sebagai alat pembayaran. Seorang pedagang yang menerima surat tanda terima ini akan mencairkannya sesuai dengan nilai yang tersimpan di dalam surat tersebut. Jadi surat tersebut memiliki nilai yang sama. Ratusan tahun kemudian, pemerintah Cina mengeluarkan uang kertas resmi.

Logam mulia mungkin lebih praktis penggunaannya dibandingkan komoditas. Namun, uang kertas jauh lebih mudah untuk digunakan. Kertas bersifat ringan dan lebih aman untuk dibawa kemana-mana.

Namun sekarang, Anda tidak bisa lagi datang ke bank untuk menukarkan surat tanda terima dengan seonggok emas. Why not?

Ini karena kita telah berpindah dari mata uang representatif ke mata uang fiat.

Langkah berikutnya: mata uang fiat

Mata uang lokal yang ada di dalam dompet Anda atau rekening bank Anda sekarang adalah mata uang fiat. Mata uang ini tidak lagi didukung oleh logam mulia. Anda tidak dapat menukarkannya dengan emas karena bank tidak memiliki jumlah emas yang sama dengan jumlah mata uang yang beredar.

Mengapa kita perlu menyimpan emas di sebuah brankas bank jika kita dapat menikmati keuntungan yang sama dengan tidak memiliki emas? Sistem ini dikembangkan karena bank menyadari bahwa orang-orang tidak kembali ke bank untuk mengambil deposit mereka lagi dan memilih untuk melakukan pembayaran dengan surat tanda terima (uang kertas).

Mata uang fiat pada dasarnya tidak memiliki nilai intrinsik.

Pemerintah menciptakan keterbatasan dengan membatasi jumlah uang yang mereka cetak. Jika mereka mencetak banyak uang kertas, nilainya di dunia nyata (jumlah barang yang dapat Anda beli dengan suatu jumlah uang) akan jatuh.

Hal ini telah terjadi beberapa kali sepanjang sejarah, bahkan terkadang hingga pada titik dimana orang perlu sekoper penuh uang untuk membeli roti. Dalam kasus-kasus yang ekstrim, suatu mata uang bisa kehilangan nilainya hingga negara tersebut harus melenyapkannya dan mengulangi lagi dari awal.

Nilai dari mata uang fiat sepenuhnya bergantung pada persepsi. Karena bank bersedia menerimanya, maka kita memandang bahwa ia memiliki nilai. Karena orang-orang mau menerimanya sebagai alat pembayaran, kita melihat bahwa ia memiliki nilai.

Ini bukanlah suatu konspirasi – ini merupakan sistem yang cerdas yang membuat hidup kita lebih mudah dalam berbagai area.

Tanpa mata uang representatif dan mata uang fiat, kita tidak akan memiliki sistem keuangan modern kita saat ini. Karena memperhatikan bahwa tidak banyak orang yang mengambil deposit emas mereka, bank mulai mencetak uang kertas melebihi total jumlah logam mulia yang mereka miliki. Ini berarti bank dapat memberikan pinjaman kepada pihak lain.

Hanya ketika semua nasabah bank mencoba menarik seluruh deposit mereka di saat yang bersamaan, maka seluruh sistem ini akan runtuh (bangkrut). Ketika Anda deposit uang di bank, Anda memberikan izin kepada bank untuk meminjamkannya kepada orang lain dengan bunga.

fiat_p2

Suatu mata uang harus memiliki sifat dapat dibagi, langka, tahan lama, dapat dipindahtangankan, dan interchangeable (sepadan)

Suatu hal dapat disebut mata uang, jika memenuhi lima kriteria berikut ini:

  • Divisibilitas – dapat dibagi ke unit yang lebih kecil (misalnya, satu dolar dapat dipecah menjadi beberapa sen)
  • Keterbatasan/kelangkaan – harus dalam persediaan yang terbatas (misalnya, persediaan emas terbatas pada jumlah yang dapat kita tambang)
  • Durabilitas – bisa bertahan bahkan ketika melalui banyak orang (misalnya, uang kertas zaman sekarang yang tahan air)
  • Transferabilitas – mudah dipertukarkan (misalnya, Anda memberikan selembar uang kertas pada seseorang dan uang itu langsung menjadi milik mereka)
  • Sifat interchangeable – unit individualnya sepadan satu sama lain (misalnya, sebuah koin 1 dolar memiliki nilai pembayaran yang sama dengan koin 1 dolar lainnya)

Mata uang bukanlah suatu materi atau desain tertentu. Jika orang-orang bisa, dan mau, menggunakannya sebagai sarana pertukaran nilai, maka ia menjadi mata uang.

Faktor kepercayaan juga perlu diperhitungkan. Suatu mata uang hanya bisa bertahan jika orang yang menggunakannya mempercayai pihak yang mengeluarkannya dan percaya bahwa nilainya akan terus terjamin. Di masa-masa ketidakpastian (termasuk masa hiperinflasi), banyak orang akan berpaling dari mata uang yang dikeluarkan pemerintah kepada tempat penyimpanan nilai yang lain, seperti logam mulia.

Jika besok kita bangun dan berhenti mempercayai mata uang lokal kita, maka nilai mereka akan menguap. Dan ini membawa kita kepada Bitcoin.

Dalam artikel berikutnya, kita akan melihat bagaimana cryptocurrency atau mata uang kripto dalam evolusi uang.

Apakah artikel ini membantu?

2
0