Semua yang perlu Anda ketahui tentang Bitcoin Halving

Bitcoin halving / halvening Bitcoin – bagaimanapun Anda menyebutnya, tidak diragukan lagi merupakan salah satu peristiwa yang paling ditunggu di kalender dunia kripto tahun ini. Kami telah merangkum segala sesuatu yang perlu Anda ketahui di bawah ini.
Apa itu Bitcoin Halving?
Bitcoin halving merupakan peristiwa berulang dimana jumlah Bitcoin (BTC) yang diberikan kepada para penambang dipotong setengah nilainya.
Mata uang lokal seperti dolar Amerika diterbitkan oleh bank sentral, sementara tidak ada satu badan pusat yang ‘menerbitkan’ Bitcoin. Sebaliknya, dalam protokol Bitcoin tertulis bahwa Bitcoin baru akan ‘diterbitkan’ sebagai imbalan (reward) kepada para penambang (miner) setelah melakukan validasi sebuah ‘block’.
Sebuah block dalam blockchain Bitcoin merupakan sebuah catatan yang menyimpan catatan transaksi Bitcoin dengan ukuran 1MB. Dalam kasus Bitcoin, block ditambahkan melalui mekanisme konsensus yang disebut proof of work (PoW). Melalui PoW, para penambang berlomba untuk menambahkan block berikutnya ke dalam jaringan dengan menggunakan perngakat keras khusus untuk memecahkan permasalahan matematika kompleks. Dari sini akan dihasilkan sebuah hash – serangkaian output 64 digit yang terlihat acak.
Ketika hash ditemukan, block akan ditutup dan tidak bisa diubah lagi. Setelah sukses menambang sebuah block, penambang akan dihadiahi dengan Bitcoin yang baru dibuat. Proses ini memakan waktu kira-kira 10 menit.
Ketika Bitcoin pertama kali diluncurkan pada tahun 2009, imbalan (reward) penambangan adalah 50 BTc per block. Halving diprogramkan untuk terjadi tiap 210,000 block yang tertambang, yang kurang lebih memakan waktu empat tahun.
Pada tahun 2012, jumlah imbalan berkurang menjadi 25 BTC per block. Kemudian, tahun 2016 jumlah tersebut berkurang menjadi 12.5 BTC per block. Sedangkan pada halving tahun ini, imbalan block akan turun dari 12.5 menjadi 6.25 Bitcoin. Halving keempat diperkirakan terjadi pada tahun 2024 ketika imbalan akan turun menjadi 3.125 BTC baru, demikian seterusnya.
Mengapa halving dilakukan?
Persediaan Bitcoin dibatasi pada jumlah 21 juta unit oleh algoritma bawaannya. Jumlah yang ada tidak akan pernah melebihi batasan ini.
Bitcoin bekerja dengan model deflasi. Artinya, jumlah Bitcoin yang dikeluarkan dari waktu ke waktu akan secara bertahap berkurang hingga akhirnya persediaan berhenti sama sekali. Saat ini, terdapat sekitar 18 juta BTC yang beredar, yang berarti kurang lebih 85% dari batas pasaran. Bitcoin yang terakhir seharusnya akan tertambang sekitar tahun 2140.
Sistem ini berbeda dengan mata uang fiat yang menggunakan model inflasi. Inflasi merupakan model dimana bank sentral dapat mencetak unit mata uang tambahan sesuai kehendak mereka – sebuah kebiasaan yang sering dikritik dan sepanjang sejarah telah membawa kepada masalah ekonomi yang besar. Tidak ada pihak manapun yang dapat menaikkan persediaan Bitcoin sesuka mereka.
Pembatasan persediaan juga terbukti menjadi cara yang baik untuk mendorong proses adopsi. Cara ini mendorong para investor prospektif untuk membeli Bitcoin sebelum jumlahnya habis.
Pada dasarnya, halving merupakan mekanisme yang diprogramkan dalam Bitcoin untuk mencegah inflasi. Cara ini ditujukan untuk mencegah para penambang menambang dengan terlalu cepat semua Bitcoin dan kemudian menjungkir balikkan keseimbangan permintaan dan penawaran.
Kapan halving terjadi?
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, halving diprogramkan untuk terjadi setiap 210,000 block yang tertambang, yang kira-kira membutuhkan waktu empat tahun.
Diperkirakan bahwa Bitcoin halving berikutnya akan terjadi antara tanggal 14 hingga 18 Mei 2020. Namun, ini hanyalah perkiraan tanggal saja dan tanggal pasti dari halving ini belum diketahui karena terdapat banyak hal yang bisa mempengaruhi perubahan tanggal, seperti tingkat kecepatan dari generasi block yang baru.
Apakah ini akan mempengaruhi harga?
Secara teori, jika persediaan melambat dan permintaan tetap sama, harga akan naik. Sifat deflasi Bitcoin menciptakan kelangkaan dan ketika sesuatu menjadi langka, ia akan memiliki nilai lebih.
Selain itu, para penambang dan kelompok penambangan mendapatkan lebih sedikit Bitcoin atas hasil usaha mereka. Para penambang mengeluarkan biaya, seperti untuk listrik dan peralatan. Beberapa penambang akan merasa penambangan tidak lagi menguntungkan dan mereka akan meninggalkannya. Para penambang yang tetap menambang harus menjual Bitcoin mereka dengan harga yang menguntungkan, yang tentunya akan meningkatkan harga permintaan Bitcoin. Di masa lalu, halving biasanya dihubungkan dengan kenaikan harga. Halving pertama terjadi pada 28 November 2012, ketika satu BTC bernilai $11. Hanya dalam waktu satu tahun, harga Bitcoin melambung ke angka $1,100. Halving kedua terjadi pada bulan Juli 2016. Bitcoin berada di harga $600 – $700 sebelum akhirnya melonjak ke angka $20,000.
Dunia aset crypto kini telah banyak berubah, dan dampak dari halving menjadi lebih sulit untuk diprediksi. Industri ini mulai beranjak dewasa, dengan investor institusional dan produk seperti investasi berjangka yang artinya dampak pengurangan persediaan ini kemungkinan besar akan lebih terstruktur dibanding sebelumnya. Kemudian perlu diperhitungkan juga adanya aset crypto lain seperti ETH dan XRP yang menjadi kompetitor.
Bagaimana pendapat Anda? Akankah halving ini mendorong kenaikan di pasar? Akankah kita melihat musim altcoin lainnya? Bagaimanakah halving ini akan mempengaruhi 3 koin terbaik dari segi market cap (BTC, ETH dan XRP)? Akankah kita akan melihat pendatang baru? Sampaikan pendapat Anda kepada kami melalui Facebook, Instagram atau grup Telegram kami!